Selasa, 17 Oktober 2017

Tugas (2) Softskill Individu Komunikasi Bisnis



Teori Konspirasi: G 30 S PKI

Siapa sesungguhnya dalang dibalik tragedi berdarah Gerakan 30 September atau G-30-S? Butuh penjelasan panjang untuk menjawab pertanyaan itu. Sepanjang sejarah, ada sejumlah teori konspirasi yang muncul berkaitan dengan tragedi tersebut. Masing-masing punya pendapat yang berbeda, bahkan bertentangan. Berikut sejumlah teori yang dikemukakan oleh beberapa pengamat politik kaliber internasional.

1. Teori Arnold Brackman
Jurnalis dan penulis Amerika Arnold Brackman berpendapat bahwa G-30-S didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta biro khususnya yang dengan sengaja melakukan rekayasa di tubuh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia(ABRI). Teori ini dikemukakan dalam buku The Communist Collapse in Indonesia yang terbit tahun 1969, empat tahun setelah tragedi itu meletus.
Motif dari PKI adalah menguasai pemerintahan Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai negara komunis seperti Republik Rakyat Tiongkok dan Uni Soviet. Di buku ini, Arnold Brackman juga memuat bantahan Soeharto bahwa dirinya terlibat dalam tragedi tersebut.

2. Teori Cornell Paper
Teori ini dikemukakan oleh Benedict Anderson dan Ruth Mcvey. Dikenal dengan nama Cornell Paper sebab mereka adalah alumni Universitas Cornell. Judul lengkap buku ini adalah A Preliminary Analysis of the October 1, 1965, Coup in Indonesia. Di sini dikemukakan bahwa baik PKI maupun Soekarno tidak terlibat dalam tragedi G-30-S.Dalang sesungguhnya adalah ABRI alias TNI, terutama Angkatan Darat, yang memiliki konflik internal.
Publikasi ini sebenarnya bersifat rahasia sebab sebagian orang khawatir disalahgunakan. Namun akhirnya Cornell Paper bocor pada 5 Maret 1966, dengan munculnya artikel di The Washington Post. Pendukung teori ini adalah Wertheim, Coen Hotzapperl dan MR Siregar.

3. Teori Peter Dale Scott
Dalang tragedi G-30-S adalah Central Intelligence Agency (CIA) alias Amerika Serikat. Motifnya adalah menjatuhkan Soekarno yang berhaluan terlalu kiri. CIA dianggap memiliki hubungan dekat dengan Angkatan Darat Republik Indonesia sehingga bisa dengan mudah merekayasa konflik internal mereka dan menjadikannya sebagai pemicu G-30-S.
Peter Dale Scott beranggapan, Amerika Serikat tidak suka dengan haluan kiri dan adanya komunisme di Indonesia. Terlebih lagi Soekarno membina hubungan baik dengan Uni Soviet,musuh bebuyutannya di Perang Dingin. Maka, G-30-S pun didesain sedemikian rupa sehingga PKI menjadi kambing hitamnya.

4. Teori Greg Poulgrain
Sama dengan Peter Dale Scott, Greg Poulgrain menuding CIA ada dibalik tragedi G-30-S. Hanya Greg berpendapat bahwa CIA dibantu Inggris berusaha melengserkan Soekarno demi melindungi aset-aset mereka di Indonesia. Soekarno yang dikenal terlalu vokal terhadap neo imperialisme seperti Amerika Serikat dan Inggris, dianggap mempersulit dua negara itu berinvestasi di Indonesia.
Teori ini dikemukakan Greg Poulgrain dalam bukunya, The Genesis of Konfrontasi: Malaysia, Brunei dan Indonesia, 1945-1965, terbitan 1993. Selain mengancam kepentingan Amerika dan Inggris di Indonesia, Soekarno juga menjadi ancaman kepentingan mereka di Malaysia dan Brunei.

5. Teori Bung Karno
Menurut teori ini, tragedi G-30-S tidak mempunyai dalang tunggal. Pelakunya merupakan konspirasi antara unsur-unsur neokolonialisme dan imperialisme yang biasa disingkat Nekolim oleh Bung Karno. Unsur-unsur itu ingin menggagalkan jalannya revolusi Indonesia. Sebagian dari PKI juga diduga olehnya mendukung terjadinya tragedi tersebut, terutama sebagian pemimpin dan oknum Angkatan Darat di tubuh ABRI alias TNI.
Teori ini disampaikan Soekarno dalam pidato yang dikenal sebagai pidato Nawaksara.Dalam pidato itu Soekarno menyebut G-30-S sebagai Gerakan 1 Oktober atau Gestok. Oei Tjoe Tat, Manai Sophiaan dan para Soekarnois lain meyakini teori semacam ini.

6. Teori W.F. Wertheim
Profesor asal Belanda ini menamini Teori Cornell Paper tentang ABRI alias TNI sebagai otak dari tragedi G-30-S. Hanya saja W.F. Wertheim secara mendetail menyebut tentang keterlibatan Soeharto. Wertheim memaparkan teori ini dalam artikelnya, Soeharto and the Untung Coup-The Missing Link, terbitan 1970.
Mantan guru besar pada Rechtshogeschool di Batavia(sekarang Fakultas Hukum Universitas Indonesia) ini menulis bahwa pada malam 1 Oktober 1965 terjadi pertemuan antara Soeharto dengan Latief dan Letkol Untung, pimpinan tim penculik ketujuh jenderal. Pertemuan tersebut dicurigai sebagai suatu komando untuk menjalankan G-30-S.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar