MAKALAH PERENCANAAN PESAN-PESAN BISNIS
Nama :
Annisa
Gunansyah 11214369
Kelas :
4EA36
Mata Kuliah : Komunikasi
Bisnis
I.
PENENTUAN PROSES KOMPOSISI
Proses
komposisi (komposition process) penyusunan prinsip-prinsip bisnis dapat
dianalogikan dengan proses penciptaan lagu seperti yang dilakukan oleh seorang
komposer. Dia harus merencanakan lagu apa yang akan dibuat, menentukan bentuk
aransemen dan personal group yang mengiringi lagu tersebut. Kemudian mereka
harus melakukan latihan dan uji ulang atau revisi-revisi yang diperlukan,
sehingga lagu yang diciptakan mempunyai mutu yang bagus, enak didengar, dan
mudah dicerna para penggemarnya. Begitu halnya dengan proses komposisi untuk
pesan-pesan bisnis. Penyususunan pesan-pesan bisnis meliputi 3 tahap, yaitu :
1.
Perencanaan
Daftar fase
perencanaan (planning phase) dipikirkan hal-hal yang cukup mendasar, seperti
maksud/tujuan komunikasi, audiens yang akan menerima pesan, ide pokok (main
idea) pesan-pesan yang akan di sampaikan dan seluruh atau media yang akan
digunakan menyampaikan pesan. Di samping itu, intonasi juga perlu di atur,
apakah menlemah, mendatar, atau meninggi.yang terpenting adalah menyiasati
situasi yang ada, sehingga tujuan yang di kehendaki dapat tercapai.
2.
Organisasi dan komposisi
Setelah
tahap perencanaan, tahap berikutnya adalah bagaimana mengorganisasikan ide-ide
dan selanjutnya di tuangkan dalam bentuk draft yang berkaitan dengan komitmen
pemikiran anda yang dimulai dengan merangkai kata, kalimat, paragraf dan
memiliki ilustrasi yang di perlukan untuk mendukung ide pokok bahasan.
Organisasi dan kompsisi erat
kaitannya dengan penyusunan atau pengaturan kata-kata, kalimat dan pargraf.
Oleh karena itu diperlukan perhatikan bagaimana mengunakan kata-kata, kalimat
dan paragraf yang sederhana.
3. Revisi
Seluruh
maksud dan isi pesan harus ditelaah kembali baik dari sisi subtitusi pesan yang
ingin di smpaikan, tetapi juga bagaimana gaya penulisannya, stuktur kalimat
yang digunakan dan bangaimana tingkat pemahamannya.
Kalau belum
sesuai, perlu di lakukan pengecekan sekaligus revisi/perbaikan-perbaikan seperlunya.
Oleh karena
perkembangan dunia bisnis saat ini begitu cepatnya, maka penyampaian
pesan-pesan bisnis perlu tetap memperhatikan bagaimana merencanakan,
mengorganisasi dan mengkomposisi, serta merevisi pesan-pesan bisnis secara
jelas dan seefektif mungkin.
II.
PENENTUAN TUJUAN dan ANALISIS
AUDIENS
Ø PENENTUAN
TUJUAN
Tahap pertama dalam merencanakan
dalam suatu pesan bisnis adalah memikirkan maksud atau tujuan komunikasi,
seorang komunikator tentunya ingin nama baik di hadapan audiens, sekaligus
menghasilkan sesuatu yang baik bagi organisasi.
Sebelum
nenutuskan untuk menympaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain, ada perlu
menjawab 3 pertanyaan, apakah tujuan tersebut realistis, apakah waktunya sudah
tepat, dan apakah tujuannya dapat diterima organisasi tersebut.
Mengapa
tujuan harus jelas
Tujuan yang jelas akan membantu
mengarahkan anda mencapai tujuan yang dikehendaki, sebagaimana diketahui,
setiap organisai tentunya memiliki tujuan yang bermacam-macam.di samping itu,
dapat mengambil keputusan yang mencakup antara lain:
a.
Keputusan untuk meneruskan pesan
Sebelum
menyampaikan suatu pesan, tanyaka pada diri anda sendiri apakah pesan yang akan
di sampaikan benar-benar perlu atu tidak. Jika pesan-pesan yang akan di
sampaikan diduga mempunyai pengaruh yang sangat kecil kepada audiens, sebaiknya
penyampaiannya ditunda dulu. Sebalinya bila sangat penting dan akan membawa
pengaruh yang besar, pesan seharusnya segera di sampaikan atau di teruskan.
b.
Keputusan untuk menanggapi audiens
Untuk
memutuskan cara terbaik mennggapi audiens, komunikator perlu mempertimbangkan
motif-motif mereka. Mengapa mereka memperhatikan isi pesan yang di sampaikan?
Apakah mereka mengharapkan keuntungan?
Apakah harapan mereka sesuai dengan harapan komunikator? Tanpa
mengetahui motif audiensnya, komunikator tidak akan menggapai mereka dengan
baik. Kpmunikator dan audiens juga akan gagal mendapatkan apa yang mereka
ingkan bila harapan mereka tidak sesuai/sejalan.
c.
Keputusan untuk memusatkan isi pesan
Menetapkan
tujuan yang jelas akan membantu memutuskan isi pesan.komunikator seharusnya
hanya memasukkan informasi yang penting, yang relevan dengan pencapaian tujuan
yang telah di tetapkan. Informasi yang rrlrvan harus di singkirkan atau di
buang jauh-jauh. Bila informasi yang tidak penting dimasukan dalam pesan pesan
yang akan di sampaikan, inti pesan akan kabur, dan waktupun akan terbuang
percuma.
d. Keputusan yang akan menetapkan media yang akan digunakan
Penentuan
saluran atau media yang akan digunakan untuk menyampaikan suatu pesan, sangat
bergantung pada tujuan yang dikehendaki. Media komunikasi dapat di gunakan yang
dapat berupa lisan maupun tulisan.
·
Tujuan komunikasi bisnis
Secara
umum, ada tiga tujuan komunikasi bisnis yaitu:
a. Memberi informasi
Tujuan
pertama dalam komunikasi bisnis adalah memberikan informasi yang berkaitan
dengan dunia bisnis kepada pihak lain. Sebagai contoh, seorang pemimpin suatu
perusahaan membutuhkan beberapa pegawai baru yang akan ditetapkan sebagai staf
administrasi di kantor-kantor cabang yang ada.
Untuk memperoleh pegawai yang di
harapkan, ia dapat memasang iklan lowongan kerja melalui media surat kabar,
majalah, radio, dan internet. Media komunikasi yang mana yang akan dipilih
sangant bergantung kebijakan perusahan mempertimbulkan kemampuan internal
perusahaan tersebut.
b.
Melakukan persuasi
Tujuan
kedua komunikasi bisnis adalah melakuan persuasi kepada pihak lain agar apapun
yang di sampaikan dapat di pahami dengan baik dan benar. Dilakukan, terutama
berkaitan dengan negosiasi antara seseorang dengan orang lain dalam bisnis.
c.
Melakukan kolaborasi
Tujuan
ketiga dalam komunikasi bisnis bisnis adalah melakukan kolaborasi atau
kerjasama bisnis antara seseorang dengan orang lain. Melalui jalinan komunikasi
bisnis tersebut seseorang dapat melakukan kerjasama bisnis, baik dengan
perusahaan domestik maupun perusahaan asing.
Dalam dunia bisnis, persentasi yang
baik harus mampu mampu menjelaskan tujuan yang diinginkan secara spesifik. Oleh
karena itu, untuk merumuskan tujuan tersebut, sesorang perlu menanyakan kepada
dirinya sendiri, apakah audiens mampu melakukan penelaahan terhadap suatu pesan
atau tidak.
Ø ANALISIS AUDIENS
Bila suatu komunikasi telah memiliki
maksud dan tujuan yang jelas, langkah berikutnya adalah memperhatikan audiens
yang akan di paham. Siapa mereka, bagaimana pemahaman/pengetahuan mereka, latar
belakang usia, pendidikan, jenis kelamin mereka, bagaimana minat mereka dan apa
yang mereka ketahui.
Cara mengembngkan profil audiens
Mengembangkan
suatu profil audiens boleh di katakan gampang-gampang susah. Akan menjadi mudah
apabila lawan komunikasi dikenal baik. Akan tetapi, semua akan menjadi sulit
jika yang menjadi audiens adalah orang-orang yang sama sekali belum di kenal.
Dan komunikator perlu melakukan invetigasi untuk mengantisipasi reaksi mereka.
a. Melakukan ukuran dan komposisi audiens.
Audiens dalam jumlah besar tentu
saja akan menunjukan perilaku yang berbeda denag audiens yang berjumlah
sedikit, sehingga untuk menghadapinya diperlukan teknik komunikasi yang berbeda
pula.
Bentuk dan format penulisan materi
yang akan di smpaikan juga di tentukan oleh jumlah audiens. Untuk audiens yang
jumlah kecil, materi dapat di kemas dalam susunan laporan sederhana kemudian di
persentasikan atau di bangikan kepada mereka. Untuk audiens yang jumlahnya
besar, materi sebaiknya di kemas dalamsuatu makalah atau laporan dengan gaya
pengorganisasian dan format penulisan yang lebih formal.
b. Siapa audiensnya
Bila auudiens yang di tuju lebih
dari satu orang, komunikaor perlu mengidentifikasi siapa diantara mereka yang
memegang posisi kunci/posisi paling penting.
c. Reaksi audiens
Perlu diketahui (diantisipai) reaksi yang mungkin
dimunculkan oleh audiens tersebu. Jika komposisi audiens adalah orang-orang
yang tidak suka berdebat atau kurang kritis, presentasi sebauknya di sajikan
langsung pada bangian kesimpulandan saran-saran.
d. Tingkat pemahaman audiens
ketika menyampaikan pesan-pesan, latar belakang
audienssperti tingkat pendidikan, usia dan pengalaman juga perlu diperhatikan.
Jika komunikator dan audiens memiliki latar belakang yang jauh berbeda, perlu
diputuskan terlebih dahulu seberapa jauh audiens tersebut harus dididik. Secara
umum, usahakan agar anda tidak terlalubmenggurui, kalau terkesan menggurui,
audiens cenderung merasa jenuh, bosan dan kurang tertarik pada kesan yang di
sampaikan.
e. Hubungan komunikator dengan audiens
Jika komunikator adalah orang yang belum dikenal oleh
audiens, audiens harus dapat diyakinkan sebelum penyampaian suatu pesan yang
dilakuan. Komunikator dengan penampilan yang meyakinkan, akan membuat audiens
termotivasi untuk mendengarkan dan menyimak pembicaraan sehimgga pesan dapat di
tampilkan denga baik.
Cara
memuaskan audiens akan kebutuhan informasi
kunci komunikasi yang efektif adalah dengan menentukan
kebutuhan informasi audiens, dan selanjutnya berusaha memenuhi kebutuhan
tersebut. Ada lima tahap yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan audiens,
yaitu
a. Temukan/cara apa yang diinginkan oleh audiens
Komuikator harus dapat menemukan apa
yang ingin mereka ketahui dan segera memberikan informasi yang diminta,
b. Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan
Berikan tambahan informasi yang
mungkin sangat membantu meskipun informasi tersebut secara khusus tidak diminta
oleh audiens.
c. Berikan semua informasi yang diperlukan
Usahakan agar semua informasi yang
penting diminta oleh sudiens tidak ada yang terlewatkan. Lakukan pengecekan
terlebih dahulu sebelum pesan disampaikan oleh audiens. Hal ini untuk menjaga agar apa yang diminta
audiens bener-bener telah sesuai dengan apa yang di kirim.
d. Pastikan bahwa informasi akurat
Informasi yang di smpaikan kepada
audiens hendaknya informasi yang benar-benar akurat dan dapat di
pertanggungjawabkan kebenarannya.
e. Tekan ide-ide yang paling menarik kepada audiens
Cobalah untuk menemukan hal penting
yang sngat menarik bangi para audiens. Selanjutnya, berikan perhatian khusus
atau perhatian yang lebih kepada hal tersebut.
Cara
memuaskan kebutuhan motivasional audiens
Beberapa jenis pesan bertujuan memotivasi audiens untuk mau
mengubah perilaku mereka. Akan tetapi, pemberian motifasi ini sering kali
mengalami hambatan/kendala. Salah satu cara untuk mengatasi kendala adalah
dengan mengatur pesan-pesan sedemikian rupa sehingga informasi yang di
sampaikan dapat diterima audiens dengan mudah.
Pendekatan
yang dapat di lakukan adalah dengan memberikan argumentasi yang bersifat
rasional. Meskipun pendekatan dengan mengunakan argumentasi merupakan cara yang
baik untuk menarik audiens, perlu juga untuk mencoba menggunakan pendekatan
emosi audiens.
III.
PENENTUAN
IDE POKOK dan SELEKSI SALURAN + MEDIA
Ø PENENTUAN
IDE POKOK
Setelah menganalisis tujuan dan
audiens, selanjutnya adalah menentukan cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Setiap pesan-pesan bisnis akan bermuara pada satu tema pokok yaitu ide pokok
(main idea). Hal-hal yang lain dianggap sebagai ide-ide pendukung. (supporting
idea).
Topik dan ide pokok adalah dua hal
yang berbeda. Topik adalah subjek pesan yang lebih luas, sedangkan ide pokok
adalah pernyataan tentang suatu topik yang menjelaskan isi dan tujuan dari
topik tersebut. Ide pokok dapat memotivasi orang untuk melakukan apa yang
diinginkan dengan menggabungkan atau menyelaraskan tujuan pengirim dengan
tujuan mereka. Sebelum dapat menentukan ide pokok, hal-hal yang penting harus diidentifikasi
terlebih dahulu.
Teknik
curah pendapat (brainstroming)
Untuk dapat mengidentifikasi ide
pokok, diperlukan kreativitas dan pengalaman. Pendekatan yang paling baik
adalah curah pendapat yang memberikan keleluasaan pikiran untuk mencari berbagai
kemungkinan, menguji berbagai alternatif dengan mempertimbangkan tujuan,
audiens, dan fakta yang ada. Beberapa teknik curah pendapat yang dapat di
gunakan antara lain.
a. Storyteller’s tour
Hidupkan tape recorder, dan
telaahpesan-pesan yang di sampaikan. Dengarkan dengan teliti dan berlatihlah
sehingga ide-ide pokok dari suatu pesan dapat di temukan dengan mudah.
b. Random list
Tulis segala sesuatu yang ada dalam
pikiran anda di atas kertas kosong. Hubungkan antara ide satu dengan ide yang
lain. Bagi kedalam kelompok-kelompok, dan temukan butir yang penting dan tidak
penting.
c. CFR (conclusions, findings, recommendations) workssheet
Jika sunjeknya mencakup pemecahan
masalah, gunakanlah suatu lembar kerja (workssheet) yang akan membatu
menjelaskan hubungan antara temuan (findings), kesimpulan (conclusions), dan
rekomendasi (recommendations) yang akan di berikan.
d. Journalistic approach
Pendekatan ini memberikan butir yang
baik sebagai langkah awal menentukan ide pokok. Jawaban terhadap pertanyaan
siapa (who), apa(what) kapan(when), dimana(where) dan bagaimana(how), akan
dapat menjelaskan ide pokok presentasi.
e. Question and answer chain
Pendekatan yang paling baik adalah
melihat dari sisi perspektif audiens. Apa pertanyaan pokok audiens, apa yang di
ingnkan audiens, periksa jawaban atas pertanyaan tersebut. Apa pertanyaan
tambahan yang mungkin muncul. Ikuti arus pertanyaan dan jawab pertanyaan
tersebut sehingga ide pokok dapat di temukan.
Pembatasan
Cakupan
Secara umum,
penyajian informasi rutin kepada audiens yang telah anda kenal hendaknya
menggunakan kata-kata yang singkat. Ini dapat membangkitkan rasa hormat
(respect) audiens kepada komunikator, sedangkan penyampaian pesan yang kompleks
dan kontroversial akan memakan waktu lebih lama. Yang lebih penting adalah
ide-ide pokok yang disampaikan haruslah mudah dimengerti dan diterima oleh
audiens.
Ø SELEKSI SALURAN + MEDIA
Pesan-pesan bisnis harus sesuai
dengan situasi yang ada. Ide-ide dapat di sampaikan melalui dua saluran, yaitu
saluran lisan (oral) dan tulisan (wrutten). Pilihan mendasar antara berbicara
atau menulis bergantung pada tujua atau maksud pesan, audiens dan karakteristik
dari kedua saluran komunikasi tersebut.
Komunikasi lisan
Salah satu kelebihan dari komunikasi lisan (oral
communicantons) adalah kemampuannya memberikan umpan balik (feedback) dengan
segera. Komunikasi lisan ini lebih
ekonomis, pendekatan lisan juga bermanfaat bila yang di sajikan adalah informasi
kontoversial, karena reaksi audiens dapat terbaca dari bahasa isyarat mereka
sehingga komunikator dapat menyesuaikan pesan-pesan yang di sampaikan.
Kominikasi
lisan mencakup antara lain percakapan antara dua orang atau lebih, pembicara
lewat telepon, wawancara kerja, pertemuan kelompok kecil (diskusi kelompok)
seminar, lokakarya, program pelatihan, pidato formal, dan persentasi penting
lainnya.
Pada
umumnya semakin sedikit jumlah audiens, semakin baik interaksi di antara
mereka, jika informasi bertujuan untuk mencapai suatu keputusan atau pemecahan
suatu masalah. Program yang relatif informasi dan tidak terstuktur memungkinkan
ide-ide akan mengalir dengan bebas.
Persentasi
formal, dengan jumlah audiens yang lebih besar, seperti konversi penjualan,
rapat para pemegang saham, persentasi
untuk pengenalan produk baru, dan fungsi-fungsi seremonial ungul.
Komunikasi
tertulis
Pesan-pesan tertulis juga memiliki berbagai macam bentuk,
seperti surat, memo, proposal dan laporan. Salah satu kelebihan komunikasi
tertulis (writter communications) adalah bahwa penulis mempunyai kesempatan
untuk merencanakan dan mengendalikan pesan-pesan mereka.
Dalam
memilih saluran dan media berkomunikasi perlu di pertimbangkan tingkat
kepentingannya, formalitas, kompleksitas, tingkar kerahasiaan, emosional, dan
biaya pengirim serta harapan audiens.
IV.
KESIMPULAN
Dalam melakukan komunikasi bisnis
kita perlu melakukan perencanaan pesan-pesan bisnis yang baik dan benar, kami
berharap pembaca mampu memahami tentang perencanaan pesan-pesan bisnis dan
bagian-bagian penting dalam pembahasan tersebut. Dalam pembahasan tersebut
mampu memberikan gambaran tentang perencanaan pesan-pesan bisnis yang akan
berguna untuk mencapai tujuan dalam berkomunikasi.